Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 18, 2024, 11:14:37 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 53
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 67
Total: 67

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Demokrat dan Kebohongan yang Telanjang

Dimulai oleh syx, Februari 17, 2012, 06:58:27 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

Demokrat dan Kebohongan yang Telanjang

Sebuah kebohongan, akan membawa pada kebohongan berikutnya. Bahkan bukan tak mungkin kebohongan satu orang akan mengajak orang lain untuk ikut berbohong. Simaklah dialog imajiner berikut :

A   :     Sudah makan?

B    :     Sudah (bohong #1)

A   :     Kapan?

B    :     Tadi jam 11-an makan di luar (bohong #2)

A   :     Ooh.., makan di mana?

B    :     Di resto X (bohong #3)

A   :     Wow, sama siapa aja?

B    :     Rame-rame bareng C, D, E (bohong #4)

A   :     Yaah.., kok gak ngajak-ngajak sih?

B    :     Sorry, tadi kita perginya pake mobilnya si D. Lo tau sendiri kan mobil D cuma muat 4 orang? (bohong #5)

A   :     Ooh.., gitu. Pesen menu apa aja tadi?

B    :     Sate kambing ama sop kepala kakap (bohong #6)

A   :     Mahal enggak harga makanan di situ?

B    :     Gak tau ya, tadi di traktir si E, dia abis dapet rejeki (bohong #7)

Mungkin setelah pembicaraan itu, si B akan menghubungi si C, D, E untuk mengajaknya bersekutu menguatkan kebohongannya kalau si A menanyakan hal yang sama. Maka, hanya gara-gara menutupi kebohongan sepele dari 1 orang, 3 orang lainnya terpaksa ikut berbohong.

Itulah yang kini sedang terjadi di tubuh Partai Demokrat (PD). Sejak awal terseretnya nama Nazaruddin – saat itu Bendahara Umum PD – dalam kasus suap Wisma Atlit, pengurus DPP PD terus menerus melontarkan kebohongan demi kebohongan secara "berjamaah". Artinya kebohongan seorang kader partai didukung dan ditutupi oleh kader lainnya.

Kita tentu masih ingat tayangan jumpa pers Nazar didampingi Ruhut Sitompul dan Benny K. Harman yang menyampaikan hasil Tim Ivestigasi PD bahwa Nazaruddin sama sekali tak terlibat kasus suap Wisma Atlit, bahkan tak mengenal "si ibu itu" (maksudnya Mindo Rosalina Manullang). Moment itu dikenal dengan ucapan Nazar "katanya..., katanya..., katanya!" Ternyata, belakangan semua itu terbukti bohong besar. Ironisnya, tak seorangpun dari mereka yang ikut berbohong, meminta maaf kepada publik.

Kebohongan berikutnya, ketika Nazar sudah kabur ke Singapura, seluruh kader partai sepakat mengabarkan bahwa Nazar sedang berobat karena sakit jantung dan jadwal berobatnya itu sudah lama berjalan, bahkan sejak sebelum ada kasus Wisma Atlit katanya Nazar sudah dalam proses perawatan dokter jantung di Singapura. PD menjamin Nazar akan datang jika KPK memanggilnya.

Ketika Nazar tak kunjung hadir sampai panggilan ke-3 dari KPK, PD mengutus 3 kadernya untuk menjemput Nazar ke Singapura. Maka pergilah Soetan Bathoegana dkk ke Singapura (atau Singaparna?!). Hasilnya : jumpa pers yang dipimpin langsung oleh sang Ketua Umum, Anas Urbaningrum, didampingi Sekjen Edhie Baskoro, menyatakan bahwa Nazar memang masih sakit dan belum bisa pulang. Dikuatkan cerita Soetan Bathoegana bahwa Nazar kondisinya kurus kering, bobotnya turun 18 kg, jalannya agak terbungkuk-bungkuk menahan nyeri di dada, kalau berbicara terbatuk-batuk. Hanya 2 bulan kemudian, ketika Nazar tertangkap di Columbia dalam kondisi sehat dan tak tampak kurus sedikit pun, terbukti ucapan Bathoegana itu hanya dongeng bohong belaka. Dan sekali lagi : tak satupun merasa perlu minta maaf karena telah dengan sengaja membohongi publik yang direstui oleh partai dan Ketua Umumnya.

Makin lama, makin banyaklah kebohongan kolektif para Pengurus DPP PD yang tak bisa lagi dirinci satu persatu. Ketika Nazar menunjukkan fotocopy BPKB mobil Alphard milik Anas yang semula milik perusahaan menjadi atas nama Anas, ternyata Anas justru menjawabnya dengan dalih itu mobil pinjaman dari temannya. Tapi Anas tak menguatkan ucapannya dengan menyebut siapa "teman"nya yang baik hati, pun juga tak menunjukkan STNK mobil Alphard atas nama "teman"nya. Bukankah dengan begitu keterangan Nazar yang dikuatkan bukti – meski hanya fotocopy – lebih kuat ketimbang dalih Anas yang hanya terkesan "ngeles" semata?

Begitu pun Angelina Sondakh. Meski begitu banyak rekaman komunikasi BBM antara dirinya dengan Rosalina yang sudah diungkap ke publik dan dituangkan dalam BAP, si "ibu artis" ini bisa dengan sumringah mengatakan hubungannya dengan Rosa hanya sebatas urusan salon saja. Lalu bagaimana Angie bisa menjelaskan istilah apel Malang, apel Washington, semangka 3 kilo, pelumas, Ketua Besar, Boss Besar, yang terkait istilah per-salon-an?! Lihatlah bagaimana dandanan Rosa, bandingkan dengan penampilan Angie yang memang sejak terpilih jadi Putri Indonesia 10 tahun lalu Angie sudah tampil "ngartis". Masuk akalkah jika Angie masih perlu jasa Rosa untuk mendapatkan referensi soal salon mana yang terbaik untuk merawat diri?

Begitulah, Anas, Angie, Bathoegana, semuanya berbohong dengan sangat telanjang, sampai-sampai orang awam pun tahu itu cuma dongeng dusta belaka. Jika hanya Nazaruddin yang berkicau soal keterlibatan Angie menerima fee proyek Wisma Atlit dan kucuran duit puluhan milyar dan jutaan dollar di arena Kongres PD di Bandung, mungkin bisa saja diabaikan. Tapi kini, Rosa sudah membuka banyak fakta yang menguatkan semua itu. Kemarin, Yulianis pun membeberkan bahwa dirinya membawa Rp.30 milyar dan $ 5 juta USD ke Kongres PD di Bandung. Yulianis pun terang-terangan mengatakan bahwa Angelina menerima Rp. 3 milyar dan I Wayan Koster (PDIP) kebagian Rp. 2 milyar dari fee proyek Wisma Atlit. Rupanya cerita Rosa soal "semangka 3 kilo" itu benar adanya. Yulianis juga menceritakan bagaimana Anas setiap hari Jum'at datang ke kantor perusahaan mereka. Artinya Anas tak bisa berlagak sudah tak berhubungan dengan perusahaan Nazaruddin.

Tentu rangkaian kebohongan para elit Partai Demokrat itu masih akan terus berkepanjangan jika Angie dan Anas memilih untuk terus mempertahankan image bahwa mereka adalah anggota dewan yang terhormat yang tidak mungkin menerima suap. Seisi gerbong pendukung Anas di tubuh PD akan mati-matian balik menuduh pihak lain sengaja mengobok-obok PD untuk menjatuhkannya pada Pemilu 2014. Padahal, tanpa diobok-obok pun citra mereka di mata publik sudah buruk dan tak bakal laku di jual pada 2014 nanti. Jangankan menjadi Capres atau Cawapres, menjadi anggota DPRD pun belium tentu ada yang memilih.

Publik mungkin masih akan terus disuguhi cerita-cerita bohong yang menabrak logika dan tak menjelaskan bukti yang disuguhkan. Ada kata-kata bijak yang mungkin perlu direnungkan Anas dan Angie cs : "Anda bisa membohongi satu orang untuk selamanya. Anda juga bisa membohongi banyak orang untuk satu waktu. Tapi anda tak akan bisa membohongi banyak orang untuk selamanya". Apakah Anas cs berani memilih mengakhiri kebohongannya sekarang, atau menunggu dibongkar pasca 2014? Pasti ceritanya akan lain dan lebih berat resikonya.

Kini, akankah KPK di bawah Bung Abraham Samad akan tetap pura-pura tak tahu dengan semua cerita bohong itu? Dibutuhkan berapa banyak kesaksian lagi untuk memaksa KPK memanggil Anas dan Angie juga Wayan Koster sebagai saksi bahkan menetapkan mereka sebagai tersangka berikutnya? Rosalina dan Yulianis kini berada di kubu yang berseberangan dengan Nazaruddin, jadi sulit menuduh ketiganya berkomplot menyerang Anas cs. Dengan kata lain, kesaksian 3 orang yang berbeda kepentingan dan berbeda posisi semuanya saling menguatkan, itu artinya apa yang diceritakan benar adanya.

Dalih asal-asalan versi Angie soal salon dan versi Anas soal Alphard pinjaman, seharusnya cukup untuk membuat KPK bergerak cepat. Sudah 40 hari Abraham Samad dilantik. Kurang dari 11 bulan lagi sisa waktu baginya untuk pulang kampung ke Makasar – sesuai sesumbarnya – untuk membuktikan bahwa janjinya untuk melibas siapa saja yang terlibat korupsi, bukan bualan tukang jamu kaki lima. Sudah 2 kali – setidaknya yang saya lihat di TV dalam 2 minggu ini – Abraham menjanjikan akan segera ada tersangka baru kasus suap Wisma Atlit.

Kini, kebohongan demi kebohongan yang sudah telanjang di depan mata, hanya menunggu keberanian KPK saja. Apakah KPK menunggu Partai Demokrat menon-aktifkan Anas dari kursi Ketua Umum? Dulu pun KPK jilid 2 baru berani memanggil Nazar sebagai saksi setelah ia dinon-aktifkan dari jabatan Bendum. Padahal, Demokrat kini berdalih tak ada alasan untuk menon-aktifkan Anas selama KPK belum menetapkannya jadi tersangka. Kalau begini, jadi seperti teka-teki dahulu mana ayam dengan telur. Semoga saja Bung Abraham ingat sumpahnya, apa ia tak malu pulang kampung 11 bulan lagi tanpa hasil?

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

syx

parah bener nih partai... penuh dengan poli-tikus dan penipu berjama'ah. udah gitu ga ada sesal sama sekali abis ketauan menipu rakyat yang memilihnya.

Fariz Abdullah

Angelina memang terbiasa berkata tidak..Tidak Yang Mulia..Tidak Yang Mulia..Katakan Tidak yang Mulia..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

syx

Dipotret Tahun 2009, Angie Sudah Bawa BlackBerry
Nugraha Rodiana,Moksa Hutasoit - detikNews


(Foto: Nugraha Rodiana/detikcom)

Jakarta Benarkah Angelina Sondakh baru memiliki BlackBerry (BB) pada akhir 2010? Benarkah dia memang tidak pernah berkomunikasi via BBM sebelum akhir 2010? Ternyata, Angie - demikian panggilan Angelina - sudah membawa BB warna hitam pada 2009. Ini dia fotonya!

Saat itu, 2 Juni 2009, beberapa wartawan menemui Angie di ruang kerjanya di gedung DPR, Jalan Gatot Subroto. Para wartawan ingin menemui Angie untuk mengkonfirmasi tentang kabar kehamilannya tak lama setelah menikah dengan Ajie Massaid.

Saat itu, Angie mengenakan pakaian warna hitam dengan kalung putih. Perut Angie memang sudah terlihat membuncit, dia juga terlihat agak gemuk. Kepada wartawan, Angie mengaku bahwa saat itu dirinya sudah hamil lima bulan. Saat itu Angie ditemani oleh salah seorang mantan jurnalis yang dekat dengan Angie dan Partai Demokrat.

Nah, kehamilan Angie memang menjadi berita menarik buat media saat itu. Tapi sekarang, foto ini juga membuktikan hal penting terkait pengakuan Angie dalam kesaksiannya di persidangan kasus suap Wisma Atlet dengan terdakwa M Nazaruddin di depan Pengadilan Tipikor, Rabu (15/2/2012). Sebab, Angie membantah pada Mei 2010 belum memiliki BB dan baru memiliki BB pada akhir 2010 setelah HP Nokia-nya kecebur kolam.

Dalam foto ini, terlihat jelas di depan Angie ada dua handphone. Dua handphone itu dibawa Angie, dan setelah duduk di kursi, dua handphone itu kemudian diletakkan di atas meja. Dua handphone itu sebuah BlackBerry warna hitam lengkap dengan holsternya dan sebuah HP yang mereknya tidak diketahui berwarna putih.

Dengan bukti foto ini, apakah Angie masih membantah bahwa dia belum memiliki BB sebelum akhir 2010?

(asy/gah)

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

syx

Angelina Bantah Fotonya dengan BB Tahun 2009

JAKARTA, [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] — Politisi Partai Demokrat Angelina Sondakh membantah BlackBerry yang tampak pada foto yang diambil pada 2009 adalah miliknya. Ia bersikukuh baru menggunakan BlackBerry pada akhir 2010.

"Itu foto saya, tapi saya tidak punya BB (BlackBerry)," kata Angelina saat bersaksi untuk terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (15/2/2012).

Hal itu diungkapkan Angelina saat menjawab pertanyaan terdakwa kasus wisma atlet Muhammad Nazaruddin. "Saksi bilang tidak pernah pakai BB, 2010 dan 2009. Di sini saksi jelaskan di Detiknews sudah bawa BlackBerry tahun 2009," kata Nazaruddin kepada Angelina.

Nazaruddin kemudian menunjukkan kepada majelis hakim, jaksa, dan Angelina, berita Detiknews yang memperlihatkan foto Angelina dengan BlackBerry terletak di atas meja persis di depan Angelina. Foto itu diambil pada 2009 saat wartawan mendatangi Angelina di ruang kerjanya di gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Percakapan dalam BlackBerry Messenger antara Angelina dan Mindo Rosalina Manulang menjadi bukti penting dalam kasus ini. Dalam perbincangan BBM kedua wanita itu tercetus beragam istilah, seperti "apel malang", "apel washington", "semangka", dan "pelumas". Istilah-istilah itu menunjukkan adanya permintaan uang dari Angelina ke Rosa. Selain itu, BBM keduanya juga mengungkap istilah "ketua besar" yang menurut Rosa berarti Anas Urbaningrum atau Mirwan Amir.

Angelina mengaku tidak tahu-menahu mengenai percakapan yang terjadi pada pertengahan tahun 2010 tersebut. Sebab, alasan Angelina, ia baru mempunyai BlackBerry pada akhir 2010.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]