sepertinya sudah menjadi suatu tradisi dari tahun ke tahun bahwa setiap dekat hari raya, pasti jumlah pengemis di beberapa kota besar mendadak meningkat drastis.. zaman dulu, bisanya door to door, sekarang sudah bisa 'ngider' di pasar atau di kantor2 dan kampus. padahal foke sudah mengeluarkan peraturan bahwa memberi pengemis akan didenda mulai 150ribu s/d 300 ribu rupiah.
saya bingung sebetulnya. kan pengemis ini ada dua, yang pertama memang benar-benar miskin atau kepepet, jadi kudu minta-minta. yang kedua, ini yang malas kerja, jadi mengemis dijadikan profesi. dengar-dengar, pengemis juga ada yang bisa kaya raya.
kalau boleh menyinggung agama sedikit, ada hadist yang pernah bilang "sekiranya salah seorang dari kamu membawa tali lalu pergi ke bukit untuk mencari kayu, kemudian ia pikul ke pasar untuk menjualnya demi mejaga kehormatannya, niscaya yang demikian itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi maupun di tolak"
juga ada lagi "(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah mereka tidak dapat berusaha di muka bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang-orang kaya karena menahan diri dari meminta-minta" [Al-Baqarah : 273]"
jadi katanya yang didahulukan harusnya mereka yang kelihatan miskin, tapi tidak meminta-minta karena gengsi. kalau lihat lingkungan sosial kita sekarang, malah justru saya bingung karena orang-orang itu jarang yang mau nolong kalau belum diminta.
tapi menurut pendapat saya pribadi, peminta-minta ini sebetulnya kesalahan pemerintah karena gagal memberikan kesejahteraan kepada penduduknya. dana yang terbuang-buang percuma, misalnya yg untuk membangun gedung DPR sebetulnya kan bisa dipakai untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi mereka-mereka yg sekarang mengemis, ya bukan?
atau kalau itu sulit, tradisi "pulang kampung sendiri, balik bertiga" direm saja.
anggota DPR yang ngotot minta ini-itu kan juga bisa dikategorikan pengemis. mereka butuh duit untuk tutup biaya kampanye, upeti buat partainya, dan demi tuntutan anak-istri. tapi sepertinya pengemis yang di pinggir jalan lebih terhormat, mereka mengemis karena ga ada penghasilan. sedangkan yang satunya ga tau malu.
Setuju mas syx. pengemis kerah putih, lebih tepatnya. apalagi dari orang BURT itu, yang ngotot supaya gedung DPR cepat dibangun.
Tolak ukur darimana yg bilang kalau makin lengkap fasilitas, kinerja bisa membaik? Misalnya, buruh-buruh yang bergaji rendah juga anak-anak di sekolah pedalaman saja masih bisa disiplin.
itu kan tergantung sikap mentalnya...
gedung DPR canggih juga ya ...
@sayang
Baru rencana. Katanya mau dipikir-pikir ulang supaya dana yang digunakan tidak terlalu besar dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Omong-omong, BURT pernah bilang, katanya di DPR ini (kalau nggak salah) setiap tahunnya selalu ada dana yang dianggarkan untuk keperluan DPR, senilai Rp. 350M. Jadi menurut si pengemis ini, perlu nggak perlu, dana yg sudah dianggarkan itu kudu dipakai. Wah, wah.
Kutip dari: cleo pada September 10, 2010, 08:43:00 AM
@sayang
Baru rencana. Katanya mau dipikir-pikir ulang supaya dana yang digunakan tidak terlalu besar dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Omong-omong, BURT pernah bilang, katanya di DPR ini (kalau nggak salah) setiap tahunnya selalu ada dana yang dianggarkan untuk keperluan DPR, senilai Rp. 350M. Jadi menurut si pengemis ini, perlu nggak perlu, dana yg sudah dianggarkan itu kudu dipakai. Wah, wah.
banyak banget itu uang 350M sis cleo.. walah.. perlu nggak perlu? ++walah2
terlalu berlebihan kah.. hm
Kutip dari: cleo pada September 10, 2010, 08:43:00 AM
@sayang
Baru rencana. Katanya mau dipikir-pikir ulang supaya dana yang digunakan tidak terlalu besar dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Omong-omong, BURT pernah bilang, katanya di DPR ini (kalau nggak salah) setiap tahunnya selalu ada dana yang dianggarkan untuk keperluan DPR, senilai Rp. 350M. Jadi menurut si pengemis ini, perlu nggak perlu, dana yg sudah dianggarkan itu kudu dipakai. Wah, wah.
di sini tidak ada rancana bangunan2 yang canggih seperti itu , tidak seperti di malaysia . makanya dengan sebab itulah di sini tidak di katakan sebuah nagara maju .
saya tahu hanya baru rencana , saya pernah liat di tv indonesia sendiri , memang canggih bangit yah . jujur saya katakan kalau bangunan itu di laksanakan tentunya bangunan kembar malaysia akan kalah ... :D :D :D
betul kata gus dur. beliau pernah bilang, DPR seperti anak TK.
sekarang minta ini, minta itu, trus punya pembantu 5, pula. mirip anak kecil banget.
yang penting (kualitas) orangnya... bukan bangunannya.
Ini omong-omong nggak ada yang ngebela DPR nih? Seru lho kalau ada yang beda pendapat ;D ;D
Kutip dari: sayang pada September 10, 2010, 11:08:35 AM
Kutip dari: cleo pada September 10, 2010, 08:43:00 AM
@sayang
Baru rencana. Katanya mau dipikir-pikir ulang supaya dana yang digunakan tidak terlalu besar dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Omong-omong, BURT pernah bilang, katanya di DPR ini (kalau nggak salah) setiap tahunnya selalu ada dana yang dianggarkan untuk keperluan DPR, senilai Rp. 350M. Jadi menurut si pengemis ini, perlu nggak perlu, dana yg sudah dianggarkan itu kudu dipakai. Wah, wah.
di sini tidak ada rancana bangunan2 yang canggih seperti itu , tidak seperti di malaysia . makanya dengan sebab itulah di sini tidak di katakan sebuah nagara maju .
saya tahu hanya baru rencana , saya pernah liat di tv indonesia sendiri , memang canggih bangit yah . jujur saya katakan kalau bangunan itu di laksanakan tentunya bangunan kembar malaysia akan kalah ... :D :D :D
Gimana mau maju???? Jumlah pengemis saja makin banyak, pejabatnya makin korup?????
apa maksud korup ? maaf saya orang thai saya tak paham perkataan seperti itu ...
@sayang
korup = korupsi.
@heru
memang sebagian besar sumber kekayaan selalu dipegang oleh segelintir orang. '98 hampir secara keseluruhan berhasil direformasi, sayangnya ketinggalan satu: birokrasinya.
Kutip dari: cleo pada September 15, 2010, 10:07:01 PM
Ini omong-omong nggak ada yang ngebela DPR nih? Seru lho kalau ada yang beda pendapat ;D ;D
ok deh... saya coba pahami dari sisi anggota DPR. ehem, ...
siapa dari kita yang ga pernah ngantuk pas di ruang meeting yang adem, dengan pembahasan yang kadang kita ga ngerti, moderatornya ga menarik bahkan omongannya terlalu monoton dan mendayu-dayu? jadi wajar dong kalo ada anggota DPR yang ketiduran pas sidang.
nah, anggota DPR yang aktif tentu akan memanfaatkan waktunya seefisien mungkin. ketimbang dengerin sidang ga jelas mending di luar cari seseran. biar bermanfaat untuk bisa nambah uang belanja anak-istri ato bayar cicilan pinjaman ongkos kampanye kapan hari.
pernah denger kalo cuti itu wajib diambil untuk refreshing tubuh dan pikiran kita? makanya anggota DPR butuh juga refreshing, jalan-jalan ke luar negeri... biasanya dengan begitu ide baru terkumpul. ide apa aja yang bisa diborong buat anak, istri, kenalan, tetangga sebelah rumah, ato selingkuhan.
Kutip dari: syx link=topic=8031.msg102797#msg102797
dengan pembahasan yang kadang kita ga ngerti
Kutip dari: syx link=topic=8031.msg102797#msg102797makanya anggota DPR butuh juga refreshing, jalan-jalan ke luar negeri... biasanya dengan begitu ide baru terkumpul. ide apa aja yang bisa diborong buat anak, istri, kenalan, tetangga sebelah rumah, ato selingkuhan.
LOL. Ini sama saja ngeledek, mas!
Memang apa yang pernah dihasilkan melalui studi banding tersebut, atau dari rapat-rapat yang sering dilaksanakan? Bukankah lebih seringnya bertentangan dengan apa yang dikehendaki rakyat? Aspirasi rakyat, tapi rakyat yang mana? Bakrie juga rakyat, pengusaha oportunis juga rakyat...
DPR kita kurang produktif. Saya tidak terlalu mengerti pentingkah dilaksanakan reshuffle kabinet, tapi andai bisa, reshuffle DPR juga. Yang bagian bau dan busuk dibuang. Sayangnya, itu bukan hak prerogatif Presiden karena secara legal, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan.
Kutip dari: syx link=topic=8031.msg102797#msg102797
dengan pembahasan yang kadang kita ga ngerti
Kutip dari: syx link=topic=8031.msg102797#msg102797makanya anggota DPR butuh juga refreshing, jalan-jalan ke luar negeri... biasanya dengan begitu ide baru terkumpul. ide apa aja yang bisa diborong buat anak, istri, kenalan, tetangga sebelah rumah, ato selingkuhan.
LOL. Ini sama saja ngeledek, mas!
Memang apa yang pernah dihasilkan melalui studi banding tersebut, atau dari rapat-rapat yang sering dilaksanakan? Bukankah lebih seringnya bertentangan dengan apa yang dikehendaki rakyat? Aspirasi rakyat, tapi rakyat yang mana? Bakrie juga rakyat, pengusaha oportunis juga rakyat...
DPR kita kurang produktif. Saya tidak terlalu mengerti pentingkah dilaksanakan reshuffle kabinet, tapi andai bisa, reshuffle DPR juga. Yang bagian bau dan busuk dibuang. Sayangnya, itu bukan hak prerogatif Presiden karena secara legal, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan.
Kutip dari: cleo pada September 20, 2010, 05:45:34 PM
DPR kita kurang produktif. Saya tidak terlalu mengerti pentingkah dilaksanakan reshuffle kabinet, tapi andai bisa, reshuffle DPR juga. Yang bagian bau dan busuk dibuang. Sayangnya, itu bukan hak prerogatif Presiden karena secara legal, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan.
jangan dibilang kurang produktif... tetapi berhati-hati banget dalam membuat undang-undang. UU kan ntar efeknya bisa besar bagi seluruh rakyat indonesia. musti ati-ati supaya jangan ada yang ntar merasa dipinggirkan ato dimusuhi. kalo sampe salah memutuskan ntar bisa didemo, diomeli, disindir, dll. jadi wakil rakyat udah susah, disorot sana sini, nguap dan ngupil di ruang sidang aja bisa masuk tivi... apalagi kalo sampe salah ambil keputusan ato salah bikin undang-undang.
Ngupil? Maksudnya pas Roy Sayur?
Mengecewakan kalau sudah mengulur-ulur waktu dalam membuat undang-undang, ternyata apa yang dihasilkan kurang memuaskan juga. Ibarat bikinnya berbulan-bulan, hasilnya mirip seminggu.
Kata Pak Pramono Anung, keyboard komputer anggota DPR tulisannya bukan Enter, tapi ENTAR, makanya suka mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan tugasnya. setuju?
kasian banget... anggota DPR dibahas di topik pengemis.
Memang pengemis kok, terutama Pius Lustrilanang-nya.