Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:46:55 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 193
Total: 193

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Jakarta (dan sebagian besar Indonesia) banjir...

Dimulai oleh reborn, Februari 04, 2007, 07:59:01 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

jesuisnoel

Bbrp hari yg lalu liat channel Al-jazeera. Di stengah layar diperlihatkan istana & wilayah sekitarnya yg kering...trus sebelahnya daerah sunter yg kebanjiran.... 

Lucu skaligus ironis, bagaimana mreka melihat kita...  :-[

reborn

DPR dan beberapa pengamat politik mengatakan Jakarta udah gak cocok lagi jadi ibukota. Jakarta terlalu banyak memegang peranan penting seperti pusat pemerintahan, pusat bisnis dan ibukota.

Arief Natadiningrat misalnya menyarankan Kertajati, Majalengka di Jawa Barat.

baca [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

DeJoko

KutipBukannya saya membela pak Yos. tapi yah penduduk kita kadang-kadang kalo dikasih tau suka ngga mau denger.  :D

Mungkin masyarakat kita termasuk saya, sudah nggak bisa lagi pegang omongannya para tokoh bangsa dan negara ini.
Bangsa Indonesia sudah curiga aja kalau diberi tahu oleh para pejabat negara. Mereka pingin tahu motif bisnis dari omongan para pejabat tersebut.
Koruptor, aji mumpung jagi pejabat dan rakyat yang selalu dikorbankan untuk kepentingan kekayaan kolega pejabat negara. Ini juga pembentuk karakter masyarakat kita. Rasanya nggak banyak yang tulus jadi pejabat negara yang melayani rakyatnya untuk kemakmuran rakyat itu sendiri.
Setiap ada musibah para pejabat cari kambing hitam dan kalau ada proyek, saling sikut untuk mendapatkannya.

Coba lihat saja Malaysia yang sama serumpun dengan kita (melayu) dan lihat ini:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
judulnya: Seronoknya Putra Jaya.
Kenapa mereka bisa begitu, kita nggak bisa?  ???

:-*
DeJoko

reborn

Soal Kelapa Gading nih. Ada poto yang menarik dari [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. Hmm... gw dah pernah dua kali ke Gereja St.Yakobus tuh, gw juga tau kelapa gading dulunya rawa, tapi gak tau segitunya  :o

St.James Church (Gereja St.Yakobus), an eyewitness of very fast development in Kelapa Gading

Roads / Streets (yellow arrows)
1. Yos Sudarso
2. Bulevar Barat Raya
3. Bulevar Bukit Gading Raya

Buildings (dark blue numbers)
1. Graha Kirana
2. Wisma SMR
3a & 3b. Kelapa Gading Square
4. Gading Resort Residences
5. Paladian Park
6. Hypermall (Kelapa Gading Trade Center)
7. Kelapa Gading Plaza (Inkopal shophouse)
8. Graha Auto Center
9. Permata Kelapa Gading shophouse

Past (+/-1990)




Present (Nov 5 2006, pay attention to red circle)



liat poto2 lainnya di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

adjie

Iih.. serem juga lihat perkembangannya macam begitu.. Apakah mereka tak punya perhitungan tentang tata guna lahan?!!!

peregrin

tahun2 kemarin tuh bandara sampe ditutup ga yah?  :'( keknya tiap tahun makin parah ya.

dr milis tetangga, ngopas lagi  :-[ ... ga tau sumber aslinya dr mana tp

KutipHerman Van Breen, Banjir Jakarta, dan Inlander Bodoh

Tahukah anda, bahwa pada tahun 1918, Prof. Dr. Herman
Van Breen ditugaskan oleh Departement Waterstaat
pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan studi
pencegahan banjir di Batavia. Akhirnya, Van Breen
melahirkan sebuah konsep spektakuler dan visioner pada
jaman itu yang dikenal dengan proyek Banjir Kanal
Barat dan Banjir Kanal Timur. Ide konsep itu
sederhana, yaitu membatasi volume air yang masuk ke
Batavia melalui 13 sungai, diantaranya Sungai Cakung,
Jati Kramat, Buaran, Sunter, Cipinang, Ciliwung,
Cideng, Krukut, Grogol, Sekretaris, Pesanggrahan,
Mookervart, dan Angke. Selanjutnya, limpahan debit air
akan dibuang melalui sisi kiri dan kanan kota ke laut.

Pada tahun 1922, dimulailah pembangunan tahap pertama,
yaitu Banjir Kanal Barat. Setelah Indonesia merdeka,
Mimpi Herman Van Breen untuk melanjutkan pembangunan
Banjir Kanal Timur sebagai tahap kedua untuk
membebaskan Batavia dari banjir tidak pernah terwujud.
Proyek Banjir Kanal Timur baru disahkan dalam rencana
Tata Kota DKI pada tahun 1973. Sekarang sudah 34 tahun
Banjir Kanal Timur masuk rencana Tata Kota DKI, tetapi
hanya 7 km dari 23 km dalam rencana Banjir Kanal Timur
yang sudah digali.

Betapa visionernya rencana Van Breen, saat itu luas
Batavia hanya 2.500 Ha, tetapi sudah membuat rencana
penggalian Kanal Barat dan Timur sebesar itu. Proyek
Banjir Kanal Barat yang berhasil diwujudkannya telah
menyelamatkan wilayah Batavia dari banjir selama 40
tahun. Sekarang wilayah Jakarta sudah seluas 65.000 Ha
atau 26 kali Batavia, tetapi bukannya Banjir Kanal
Timur diwujudkan, malah Banjir Kanal Barat tidak
pernah dipelihara dengan baik dan diperluas.

Sutiyoso beralasan bahwa untuk mewujudkan Banjir Kanal
Timur dibutuhkan dana yang sangat besar, yaitu sekitar
4,9 Trilyun dan Pemda DKI tidak mampu menyediakan dana
sebesar itu. Tetapi tahukah anda bahwa proyek Busway
40 koridor menghabiskan dana 21 Trilyun dan harus
diselesaikan selama dua tahun. Padahal busway yang
direncanakan bukanlah jalur-jalur penting yang bisa
mengalihkan pengendara mobil pribadi ke busway kecuali
Koridor I yang melalui jalur Sudirman - Thamrin.
Betapa bodohnya pemimpin bangsa ini.

Bila saja Herman Van Breen menyaksikan banjir yang
menenggelamkan 2/3 Jakarta saat ini dan tidak pernah
terwujudnya proyek Banjir Kanal Timur selama 89 tahun
sejak dia cetuskan, pastilah dia akan menangis
tersedu-sedu, "Betapa bodohnya inlander-inlander ini".
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

skuler

attachmentku itu foto di deket kosanku...waktu aku kmaren PKL di jakarta slatan....banjirnya tgl 1 februari waktu masi deket2 imlek....
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.