Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:37:57 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 154
Total: 154

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Pro Kontra Pembangunan Reaktor Nuklir Indonesia

Dimulai oleh ksatriabajuhitam, Mei 31, 2009, 07:48:10 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 2 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

PLTN di Indonesia Tidak Harus Dibatalkan

KOMPAS.com - Gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang Jumat (11/3/2011) lalu memang telah mengakibatkan krisis nuklir. Sistem pendingin tak berfungsi sehingga sejumlah reaktor terancam lumer. Jepang harus sekuat tenaga mendinginkan reaktor dan berjuang melawan radiasi zat radioaktif.

Melihat hal tersebut, beberapa kalangan di Indonesia menganggap bahwa PLTN adalah teknologi yang berbahaya. Dengan adanya beberapa wilayah Indonesia yang rawan gempa, maka dikhawatirkan kasus Jepang akan terulang di Indonesia.

Melihat kasus Jepang, haruskah pengembangan PLTN di Indonesia digagalkan? Benarkah tak bisa dipilih lokasi tertentu di Tanah Air yang tak rawan gempa sehingga pengembangan PLTN tetap bisa dilanjutkan?

Prof. Dr. Zaki Su'ud dari Kelompok Keahlian Nuklir dan Biofisika ITB, serta Dr. Irwan Meilano dari Kelompok Keahlian Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB membahasnya dalam konferensi pers di ITB 15 Maret 2011 lalu.

Irwan mengungkapkan perbedaan wilayah geografis Jepang dan Indonesia. Menurutnya, tak ada lokasi di Jepang yang tak rawan gempa sementara Indonesia masih punya wilayah berpotensi gempa rendah. Dengan demikian, PLTN masih bisa dikembangkan.

"Daerah-daerah inilah yang seharusnya digunakan untuk lokasi pembangunan PLTN," papar Irwan. Menurutnya, Jepang saja yang seluruh daerahnya berpotensi gempa 40 persen kebutuhan listriknya disuplai dari PLTN.

Irwan mengungkapkan, berdasarkan peta zonasi gempa, Indonesia memiliki wilayah berpotensi gempa rendah, yakni Bangka Belitung, Kalimantan, dan bagian utara Banten. Wilayah lain berpotensi gempa tinggi dan sedang.

Zaki mengatakan bahwa PLTN sebenarnya pantas dikembangkan. Dalam perbincangan dengan [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.], tenaga nuklir memiliki kelebihan dibandingkan dibandingkan sumber energi alternatif lainnya.

"Jangan lupakan fakta bahwa nuklir adalah sumber energi murah. Listrik dari PLTN hanya dihargai Rp 300 s.d. Rp 350 per kWh. Bahkan, PLTN generasi keempat dapat menyediakan listrik dengan tarif Rp 150 s.d. Rp 200 per kWh," papar Zaki. "Inilah sebabnya pemerintah China saat ini menggalakkan pembangunan PLTN," lanjut Zaki.

PLTN juga menurutnya memiliki kelebihan karena tidak menghasilkan emisi karbon seperti sumber lainnya.

Zaki mengungkapkan, dalam membangun PLTN yang terpenting adalah belajar dari potensi bencana. "Buat desain yang meminimalisir terjadinya kerusakan akibat bencana. Pastikan margin of safety telah memadai," ungkapnya.

... kalo di kalimantan mungkin lebih aman dan evakuasi penduduknya mungkin lebih gampang kalo sampe terjadi kebocoran. kalo di banten, boleh juga... warga jakarta pasti jadi lebih stres. abis macet, banjir, sekarang ancaman radiasi nuklir. :D

topazo

Saya tetap berpendapat, yang paling patut menjadi pembicaraan bukanlah teknologi nuklirnya, namun masalah kapabilitas kontraktor yang membangun dan mengelola reaktor...

Apakah ada kontraktor yang mumpuni di Indonesia?
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

soviet regarda

bikin jalan aspal aja asal, merawat jalan tidak becus...bolong dmn2..santai
bikin sekolah jadi2an, ratusan bangunan sekolah mau rubuh..santai..
sekarang sok sok an mau bikin pltn...banyak maunya....

semut-ireng

Kementerian P.U memang sudah mengeluarkan Peta Zonasi Gempa pada pertengahan tahun 2010 yl.   Silakan dicermati  kalau gak percaya,  wilayah R.I. yang potensi gempa rendah itu selain Bangka-Belitung dan Kalimantan juga wilayah perbatasan RI dekat Malaysia dan Singapura :  Selat Malaka - Kepulauan Riau - Batam - Tg. Uban - sampai P. Tarempa di wilayah perairan Natuna.    

Kemudian wilayah perbatasan dengan negara Malaysia dan Philipina :  Sipadan - Ligitan di Utara Tarakan ( Sipadan sudah milik Malaysia,  bukan milik Indonesia lagi ! ) - sampai P. Miangas ( yang kalau gak salah sudah sejak lama diklaim oleh Philipina,  perlu diwaspadai ....! ).   Dan juga wilayah perbatasan di Maluku Utara sampai ke P. Biak di Utara Papua.

Kalau gak salah ada lebih dari 17.500 pulau2 yang dimiliki R.I,  dan sekitar  100 pulau2 diantaranya termasuk Pulau-pulau Terluar.    Itu semuanya harus dijaga dan dipertahankan kalau tidak mau ' kecolongan ' seperti kasus P. Sipadan.

Pembangunan PLTN seyogyanya diarahkan ke pulau-pulau terluar tersebut,  sekaligus untuk mengembangkan wilayah-wilayah terpencil tersebut ..................

Pi-One

Kutip dari: soviet regarda pada Maret 22, 2011, 10:31:06 AM
bikin jalan aspal aja asal, merawat jalan tidak becus...bolong dmn2..santai
bikin sekolah jadi2an, ratusan bangunan sekolah mau rubuh..santai..
sekarang sok sok an mau bikin pltn...banyak maunya....
Gak bisa bantah, kuliah dulu ngambil jurusan teknik sipil. Sejak kuliah saja jurus 'rekayasa' sudah sering diterapkan, apalagi waktu kerja... =_=

semut-ireng

Positive Thinking dan semangat,  SDM kita mampu dan dapat diandalkan dalam segala hal.   Bangun PLTN itu kebutuhan bagi negara dan tak bisa ditunda lagi .......

syx

biar aman, orang yang bangun juga sekaligus orang yang maintain gedungnya... jadi mereka ga bakal berani main-main. kalo korupsi bahan, efeknya pasti ke mereka dulu.

soviet regarda

KutipBangun PLTN itu kebutuhan bagi negara dan tak bisa ditunda lagi .......
kebutuhan investor, kontraktor, bah..investasi dan geliat ekonomi mulu yg dipikir pemimpin negeri ini...
diatasnya pengusaha semua..ambrol..SDM kita mampu dan dapat dikadalin dalam segala hal... 
bangun gedung sekolah pada rusak kek ga niat, ga semangat..
bikin jalan pada rusak, ngebenerin ogah2an...
bikin program tki, berangkat apes disiksa sampe cacat..cma bisa ngemeng doang..
korban lapindo, masih ribuan berkas belum dibayar..diem2 aja
sampe makan waktu bertahun2 baru diurus..sebagian lg dibiarin ga keurus..
giliran bikin PLTN..bangun gedung DPR baru..naikin gaji dewan..naikin gaji presiden dengan semangat 45 diurus secepat kilat..
belum juga belum..ribut semangat minta ampun.. 
sering banget dikibulin mentah2 herannya masih ada aja org bilang dukung pemerintah..

topazo

Yang patut dipertanyakan, apakah nuklir sebagai energi adalah hal yang paling efektif dan efisien dalam mengatasi krisis energi?
Masih ada geothermal (saya dapat bocoran malahan sebentar lagi "pikogeothermal" bakal masuk ke Indonesia), mikrohidro, bahkan pikohidro... Kita juga punya matahari dan angin untuk Indonesia Timur...
Apakah semua energi itu sudah diperhitungkan?
Jikalau sudah, beberkan secara transparan kenapa nuklir yang dipilih... Kalau masuk akal, baru saya setuju (sebetulnya sih, cukup kontraktornya mumpuni saya udah setuju)...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Pi-One


MonDay

Kutip dari: semut-ireng pada Maret 22, 2011, 03:42:17 PM
Positive Thinking dan semangat,  SDM kita mampu dan dapat diandalkan dalam segala hal.   Bangun PLTN itu kebutuhan bagi negara dan tak bisa ditunda lagi .......
postive thinking dan semangat boleh saja tapi realitanya bagaimana?!
kmrn ntn di metro, uranium persediaan di dunia hanya sedikit tidak berbeda dengan minyak bumi dan batubara
limbah PLTN bersifat radioaktif reaksinya kotor, biaya pembangunannya tinggi milyaran dollar $_$ (lahan korupsi)
solusi yg ditawarkan: lbh baik meningkatkan sdm dulu sebelum membangun PLTN, lihatlah Jepang saja ketar ketir, sampai akhirnya kemungkinan nanti akan ditemukan sumber energi baru yang lebih minim resiko

topazo

Kutip dari: MonDay pada Maret 22, 2011, 08:25:06 PM
kmrn ntn di metro, uranium persediaan di dunia hanya sedikit tidak berbeda dengan minyak bumi dan batubara
limbah PLTN bersifat radioaktif reaksinya kotor, biaya pembangunannya tinggi milyaran dollar $_$ (lahan korupsi)

Bumi masih punya [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] kok, 4 kali lebih banyak dari uranium, dan jauh lebih ramah lingkungan... Kalo mau bangun PLTN di Indonesia, langsung pake ini aja, langsung pake teknologi nuklir baru, jangan nanggung... (Sekali lagi, saya belum yakin sama kontraktornya...)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

semut-ireng

Mau bikin PLTN tapi yang diributkan kok soal kontraktor.   Jangan dibandingkan dengan kontraktor yang buat jalan aspal yang lalu cepat keropos aspalnya,  atau mereka yang buat sekolahan lalu kena angin pada roboh.   Itu bukan kesalahan kontraktornya,  jelas faktor alam dari hujan atau angin puting beliung.   Kalau saya sih masih percaya,  SDM kita mampu dan dapat diandalkan dalam segala hal,  termasuk mau pakai teknologi nuklir lama maupun nuklir baru.   Nyesel deh kalau gak jadi bangun PLTN,  lalu kapan lagi majunya bangsa ini ...........................

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Maret 23, 2011, 08:23:17 AM
Mau bikin PLTN tapi yang diributkan kok soal kontraktor.   Jangan dibandingkan dengan kontraktor yang buat jalan aspal yang lalu cepat keropos aspalnya,  atau mereka yang buat sekolahan lalu kena angin pada roboh.   Itu bukan kesalahan kontraktornya,  jelas faktor alam dari hujan atau angin puting beliung.   Kalau saya sih masih percaya,  SDM kita mampu dan dapat diandalkan dalam segala hal,  termasuk mau pakai teknologi nuklir lama maupun nuklir baru.   Nyesel deh kalau gak jadi bangun PLTN,  lalu kapan lagi majunya bangsa ini ...........................
Itu yang disebut percaya buta. Gak bikin bangunan, gak bikin jalan, gak bikin bendungan, semua bisa jadi ajang korupsi. Tinggal rekayasa ketebalan lapisan, ubah bahan atau nilai perbandingan bahan, dan sejenisnya. Yang gak pernah kenal dunia konstruksi gak bakal tahu sisi gelap di baliknya.

topazo

Hehehe... Tenanga aj Boss semut-ireng, saya percaya SDM bangsa kok... Tapi mentok ke percaya pada BATAN dan orang2nya... Jadi menurut saya, teknologi, sistem perencanaan, peletakan, dll, gak ada permasalahannya...

Yang saya permasalahkan cuman transparansi (kenapa nuklir yang dipilih duluan dari sekian banyak energi alternatif), dan kepabilitas yang membangun dan memelihara reaktor... Itu aja...

Coba, pemerintahan harus sosialisasi dulu, kenapa harus nuklir, dengan pertimbangan:
-kebutuhan listrik pulau jawa 12.000 MW
-di Jawa Barat saja mempunyai 6.000 MW geothermal yang belum dimanfaatkan
-Pembangunan Geothermal dan perawatan Geothermal lebih murah dari Nuklir
-Siapa kontraktor yang mumpuni untuk reaktor nuklir
-Apakah sudah dipikirkan tentang Uranium/Plutonium/Thorium nya? soalnya bahan2 ini sangat rawan dengan unsur politik
-Pembangunan reaktor mau dibuat di Babel, padahal yang sekarang krisis listrik paling parah adalah Jawa, Kalaupun Sumatera, yang sangat membutuhkan listrik sekarang adalah Sumatra Utara dan tengah (Babel relatif jauh dari keduanya...), apakah sudah dipikirkan sistem distribusi listrik sejauh itu?

Saya bukan kontra pembangunan lo, cuman mengharapkan penjelasan dan transparansi...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?