Seiring isu kenaikan dan kelangkaan bbm dan polusi dari kendaraan combustion engine (mesin mobil konvensional), dunia mulai mencari kendaraan alternatif lain dalam melakukan transportasi. Orang mulai melirik kendaraan hibrida, yaitu kendaraan yang bertenaga campuran dari bbm dan teknologi listrik (Misalnya Toyota Prius, Honda Civic Hybrid, Atau yang baru masuk ke Indonesia, Toyota Camry Hybrid).
Lalu, seiring waktu orang pun berlomba2 untuk menciptakan mobil murni bertenagakan listrik yang disimpan dalam baterai, agar jalanan bebas dari polusi BBM. Namun, jika kita memikirkan lebih dalam, mobil listrik bertenagakan baterai ini sama saja berpolusinya dan tidaklah memecahkan masalah krisis bbm dan energi yang melanda. Kenapa? Karena listrik di dalam baterei datangnya dari generator listrik, di indonesia generator listrik ini di atur oleh PLN, dan mayoritas tenaganya berasal dari energi diesel yang juga merupakan BBM (PLTD), dan ini tidaklah menyelesaikan masalah, memang, kendaraannya bebas polusi, tapi pembangkit listriknya?
Kendaraan murni baterai pun mempunyai beberapa kelemahan, seperti beratnya baterai untuk disimpan dalam kendaraan, dan yang sangat krusial dalam perkembangan mobil baterai saat ini, adalah proses pengisian listriknya yang sangat lama (charging)... Saya pernah nonton sebuah acara automotive yang mencoba mobil bertenaga baterai, mereka mencoba lintas negara dengan sebuah mobil listrik... Hasilnya, mereka harus bermalam di sebuah cafe dan meminjam stop kontak cafe untuk mencharge mobilnya... Untuk 100 km an, mereka harus mencharge mobil seharian!... Bayangkan kalau jaraknya 1000 km... Kapan sampainya...
Nah, dalam posting kali ini saya akan membahas energi listrik dalam kendaraan yang ramah lingkungan, dan mudah2an bisa menggantikan (atau lebih tepatnya menyempurnakan) baterai dalam hal transportasi, dan juga terbuka untuk solusi energi listrik masa depan. Nama teknologinya adalah Fuelcell, atau sel bahan bakar.
Secara singkat, sel bahan bakar adalah sebuah alat yang mirip dengan baterai, bedanya, kalau baterai, ketika kita ingin mengisi listrik ke dalam baterai, kita harus me"nyetrum" nya secara langsung... Ini bermasalah kalau saja pas mau mengisi baterai, listriknya tidak ada, atau lagi mati lampu...
Nah, untuk sel bahan bakar, ketika kita ingin mendapatkan listrik dari sel bahan bakar, kita harus memasukkan bahan bakarnya langsung ke alat, biar alatnya bisa menghasilkan listrik (ibarat seperti mengisi bensin)...
Untuk bahan bakarnya, ada beragam bahan bakar untuk sel bahan bakar, seperti gas hidrogen, etanol (etil alkohol), metanol (metil alkohol), bahkan beberapa peneliti bisa membuat fuel cell dengan bahan bakar bensin biasa...
Oh iya, sebenarnya teknologi sel bahan bakar secara keseluruhan adalah kerjasama antara baterai dan sel bahan bakar, di mana sang sel bahan bakar "menciptakan" listrik, lalu dialirkan ke baterai untuk disimpan...
Dengan teknologi ini, teknologi akan melangkah menjadi lebih "hijau", dan tidak bergantung pada BBM fosil lagi (etil alkohol/etanol/bioetanol, bisa dihasilkan dari proses fermentasi gula, yang bisa dari mana saja asalnya)...
Ini salah satu reaksi dari sel bahan bakar (dengan bahan bakar etanol)...
Anoda :

Katoda :

Keseluruha Reaksi :

Memang, kalau dilihat, sel bahan bakar (etanol) mengeluarkan air dan karbon dioksida sebagai hasil akhirnya, namun begitu juga manusia kan... Lagipula, karbon dioksida murni adalah gas yang sangat natural, dan gampang diserap kembali ke alam (dibanding karbon monoksida, timbal, dll, yang dikeluarkan dari mesin konvensional)...
Ini salah satu kendaraan berbasis sel bahan bakar (Hidrogen), yang hasil akhirnya hanya air... (tapi menurut saya agak repot, produksi hidrogen masih susah)...
Honda FCX Clarity
http://www.youtube.com/watch?v=Vocy_LmpZlMApakah aplikasinya cuman untuk kendaraan... Tentu tidak, ini prototype sebuah handphone Toshiba dengan basis fuel cell (metanol)...
http://www.youtube.com/watch?v=wmdEQ5pb3DkHapenya tahan 13 hari lo, kalau metanolnya udah habis, tinggal diisi lagi dengan cepat...