Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 09, 2024, 11:40:38 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 136
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 34
Total: 34

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Guys, Ternyata Air Bisa Dipanen, Lhoo...

Dimulai oleh prahasetio, Agustus 10, 2014, 01:40:33 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

prahasetio

Warga desa Bellavista di Lima, ibukota Peru yang berada di dataran tinggi sering kekurangan air, ini terjadi karena air hujan jarang turun di Lima dan kebutuhan air kota harus dipasok dari Danau Andes yang jauh.

Padahal sambungan air bersih tidak sampai ke desa, praktis warga desa harus mencukupi kebutuhan air untuk masak, mencuci dan minum dengan membeli air dari truk-truk tangki.

Untuk keluarga dengan empat orang anggota, biaya yang perlu dikeluarkan selama seminggu bisa mencapai $10, jumlah yang sangat besar mengingat rata-rata pendapatan warga Bellavista selama seminggu adalah $40.

Nah dari sinilah muncul ide untuk memanen air dari kabut, apalagi setiap Juni sampai November muncul kabut padat yang berasal dari Lautan Pasifik.

Untuk memanen air dari kabut ternyata tidak serumit yang dibayangkan, alat yang digunakan menyerupai sebuah jaring besar. Dengan tiang setinggi 4 meter dan lebar 8 meter, dan jaring yang terbuat dari anyaman plastik yang kemudian disambungkan ke pipa-pipa kecil. Warga mengangkut bahan bangunan ke tebing untuk membangun tempat penyimpanan air.

Prinsip kerjanya adalah alat ini menangkap butiran-butiran air yang terkandung dalam kabut dan mengalirkan air tersebut ke tabung penyimpanan yang sudah disiapkan. Dalam satu hari penduduk bisa mengumpulkan 568 liter air, jumlah yang sangat besar bukan?

Dan ternyata yang cukup membanggakan adalah mahasiswa UGM juga mengembangkan alat ini untuk mengatasi kekeringan di kota Semarang, seperti dikutip dari Detik.

Menurut Aditya, teknologi pemanen kabut yang dikembangkan sangat sederhana. Hanya berbentuk jaring dari poliprofilen berbahan plastik yang ditopang dengan dua tiang penyangga.

Alat pemanen kabut ini bekerja secara manual sebagi penjerat atau penangkap kabut. Kabut di udara yang tertangkap jaring, kemudian dialirkan melalui paralon yang selanjutnya ditampung dalam jerigen.

Namun tentu saja yang patut di ingat adalah air hanya bisa dipanen dari kabut alami bukan kabut karena asap.

Monox D. I-Fly

Kabut padat? Maksudnya kabut cair toh? Kalau kabut padat sih menurutku ya asap itu.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

iput

mungkin kabut padat yg dimaksut TS itu kabut yang sangat tebal hingga jarak pandang menjadi sangat-sangat terbatas...
biasanya kabut setebal ini diakibatkan oleh kelembaban udara yg sangat tinggi (mungkin diatas 60%).. jadi lewat alat berupa jaring dari poliprofilen berbahan plastik dengan luas penampang selebar itu butiran2 air yang terakumulasi bisa di panen...
mungkin kalo ada yg salah bisa dikoreksi..  ;D

Monox D. I-Fly

Kutip dari: iput pada Desember 26, 2014, 02:04:55 AM
mungkin kabut padat yg dimaksut TS itu kabut yang sangat tebal hingga jarak pandang menjadi sangat-sangat terbatas...

Oh, padat yang dimaksud dalam konteks ini maksudnya thick toh, bukan solid...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.